Rabu, 03 Juli 2013

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH "SEJUTA MIMPI ANAK JALANAN"

ABSTRAK
Keberadaan anak jalanan tidak lepas dari hiruk-pikuk kota besar. Anak jalanan merupakan fenomena kota besar di mana saja. Semakin pesat perkembangan sebuah kota semakin cepat pula peningkatan jumlah anak jalanan. Alasan ekonomi selalu menjadi jawaban mengapa mereka hidup dijalan
Banyaknya anak jalanan yang menempati fasiltas-fasilitas umum di kota-kota, bukan disebabkan oleh faktor penarik dari kota itu sendiri. Sebaliknya adapula faktor-faktor pendorong yang menyebabkan anak-anak memilih hidup di jalan.
Kemiskinan bukan faktor utama mereka hidup di jalanan. Tetapi, tidak sedikit dari mereka berasal dari keluarga yang diwarnai dengan ketidakharmonisan, misalnya perceraian kedua orang tua mereka.
Bekerja dan mencari uang memang sudah menjadi hal wajib yang harus dilakukan setiap anak anak jalanan. Sayangnya, hampir seluruh dari anak-anak tersebut sudah melupakan hal penting, yaitu pendidikan. Bagi mereka, uang lebih berharga daripada pengetahuan.
Ironisnya, hampir seluruh jajaran pemerintahan seolah angkat tangan dalam menangani anak anak jalanan. Malah terkadang pemerintah melakukan operasi atau razia, baik untuk gepeng (gelandangan dan pengemis), maupun anak-anak jalanan. Padahal itu bukanlah suatu solusi, karena cara mengatasi meningkatnya jumlah anak-anak jalanan adalah dengan cara menangani penyebabnya, yaitu kemiskinan.

BAB I. PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Generasi muda memiliki tanggungjawab yang besar untuk kemajuan masa depan Indonesia.  Merekalah yang akan membangun bangsa ini kelak dengan pengetahuan dan kemampuannya bersaing di dunia global. Tugas utama generasi muda adalah membawa bangsa Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan bersama bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Tanggungjawab generasi penerus bangsa ini sangat penting, perlu pembekalan melalui pembelajaran yang matang dan mantap sejak dini agar tidak terjerumus dalam suatu permainan politik.
Harapan bangsa ini kepada generasi muda sangat besar, akan tetapi harapan itu menjadi keraguan ketika melihat kenyataan yang ada saat ini. Yaitu banyak generasi penerus bangsa yang tidak mampu mendapatkan pendidikan yang layak dan tuntas yang seharusnya mereka dapatkan. Masih banyak generasi muda yang terlantar di jalanan, di tempat yang tidak semestinya mereka berada. Namun demikian, itulah kenyataan hidup generasi penerus bangsa saat ini.
Salah satu fenomena sosial yang sering kita jumpai di Indonesia terutama di kota-kota besar adalah masalah anak-anak jalanan.  Kini, sosok anak-anak di Indonesia tampil dalam kehidupan yang kian tak menggembirakan. Hal itu tampak dari kian meningkatnya jumlah anak jalanan. Kondisi anak-anak yang kian terpuruk hanya teramati dari tampilan fisiknya saja. Padahal di balik tampilan fisik itu ada kondisi yang memprihatinkan. Kondisi ini disebabkan oleh makin rumitnya krisis di Indonesia : krisis ekonomi, hukum, moral, dan berbagai krisis lainnya.
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak masuk akal. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
            Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya jumlah anak jalanan yang ada di Indonesia. Tidak susah untuk mengetahui penyebab meningkatnya jumlah anak anak jalanan di Indonesia. Semakin hari, biaya hidup di negeri ini semakin mahal. Ketimpangan sosial terjadi di mana-mana. Hal ini menyebabkan keluarga miskin semakin terpuruk, dan anak-anak mereka pun turun ke jalan hanya untuk menyambung hidup. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya jumlah penduduk, sementara lapangan pekerjaan yang tersedia sangat terbatas. Akibatnya, banyak keluarga yang tidak dapat membiayai kebutuhan hidup mereka. Banyaknya jumlah pengangguran menjadikan pekerjaan yang dilakoni para anak jalanan misalnya  mengamen, menjadi sumber penghasilan untuk mempertahankan hidup mereka. Mereka mengganggap bahwa pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan mudah dan dapat menghasilkan uang yang cukup untuk mempertahankan hidup mereka.
Kemiskinan bukan faktor utama mereka hidup di jalanan. Tetapi, tidak sedikit dari mereka berasal dari keluarga yang diwarnai dengan ketidakharmonisan, misalnya perceraian kedua orang tua mereka. Hal ini kadang semakin diperparah oleh hadirnya kekerasan fisik atau emosional terhadap anak. Keadaan rumah tangga yang demikian sangat potensial untuk mendorong anak lari meninggalkan rumah.
Mengentaskan kemiskinan memang hal yang tidak mudah. Jalan lain yang bisa dijadikan solusi adalah dengan meningkatkan pendidikan anak anak jalanan yang merupakan aset bangsa yang berharga. Mereka memiliki hak untuk memperoleh pendidikan seperti anak-anak lainnya, hal ini merupakan tugas pemerintah dan kita semua untuk ikut mencerdaskan bangsa.

1.2  TUJUAN
Melihat kondisi anak jalanan yang memprihatinkan ditengah gemerlap kota besar, mendorong kami untuk mengetahui sisi lain kehidupan mereka di jalanan. Selain itu kami ingin mencoba mengetuk hati dan membuka pikiran para pembaca agar memberi perhatian yang lebih terhadap anak jalanan. Artikel ini tidak hanya kami sajikan untuk para pembaca tetapi juga sebagai koreksi bagi pemerintah agar lebih serius menangani masalah anak jalanan sehingga keberadaan anak jalanan tidak meningkat dimasa yang akan datang.
Untuk mulai menumbuhkan rasa kepedulian dan merealisasikannya terhadap anak jalanan membutuhkan niat yang begitu luar biasa pada awalnya. Coba kita pikirkan, waktu kita dalam sehari ada 24 jam, tidak bisakah kita luangkan waktu kita lima menit dalam satu hari untuk menyapa dan menanyakan kabar mereka, atau mungkin setengah jam dalam sehari untuk mengajarkan arti dan makna hidup ini serta dapat memberikan kontribusi dalam perubahan perilaku anak jalanan tersebut.

BAB II. METODE
            Metode yang digunakan dalam menulis artikel ini adalah dengan melakukan observasi yang meliputi wawancara terhadap anak jalanan secara langsung. Observasi ini dilakukan di daerah sekitar lingkungan Universitas Gunadarma Kalimalang selama 1 hari , didalam proses wawancara terhadap anak jalanan kami mangajukan berbagai macam pertanyaan sekitar kehidupan mereka di jalanan dan latar belakang kehidupan keluarganya, seperti :
1.      Faktor apa yang mendorong mereka hidup dijalanan ??
2.      Selama hidup dijalanan apa saja yang mereka lakukan untuk mencari uang ??

PEMBAHASAN
Betapa beratnya hidup dari seorang anak jalan, mereka tidak sekolah, tidur di kolong-kolong jembatan, mencari uang di jalanan, dan makan apa adanya. Di usia yang masih sangat dini, mereka (anak jalanan) berusaha mencari nafkah sendiri agar bisa tetap bertahan dari kerasnya kehidupan yang mereka hadapi ini.
  Anak jalanan adalah anak yang terkategori tak berdaya. Mereka merupakan korban berbagai penyimpangan dari oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Untuk itu, mereka perlu dibimbing melalui demokratisasi, pembangkitan ekonomi kerakyatan, keadilan dan penegakan hukum, partisipasi politik, serta pendidikan luar sekolah.
Anak jalanan, pada hakikatnya, adalah "anak-anak", sama dengan anak-anak lainnya yang bukan anak jalanan. Mereka membutuhkan pendidikan. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta menjadi kering tak menarik. Keluarga yang ideal dan kondusif bagi tumbuh-kembangnya anak, sangat didambakan pula oleh anak-anak jalanan.
Undang-undang dasar mengatur bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah anak terlantar (dimana anak jalanan termasuk didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring dengan permasalahan kemiskinan yang belum dapat diatasi.
Anak jalanan juga mempunyai mimpi. Mereka ingin mendapatkan rasa kepedulian dari berbagai kalangan masyarakat. Rasa kepedulian itu bermacam-macam bentuknya, bisa dengan menggambar bersama, mengajarkan baca tulis dan berhitung, mengajak mereka jalan-jalan dan lainnya. Mungkin tidak semua orang sudah memiliki sekaligus merealisasikan rasa kepedulian mereka seperti yang diatas.







Kamis, 06 Juni 2013

TULISAN : JURNAL ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS

TULISAN : JURNAL ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM  MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS

TUGAS SOFTSKILL AKUNTANSI INTERNASIONAL


Nama : Emma Muthmainnah
NPM : 26209081
Kelas : 4EB13

ABSTRAKSI
Akuntansi Differensial adalah taksiran perbedaan aktiva, pendapatan dan biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntasi differensial adalah informasi akuntansi yang akan digunakan dalam membantu untuk menentukan alternatif mana yang akan dipilih. Akuntansi differensial harus dijabarkan dalam bentuk uang, untuk biaya yang berhubungan dengan akuntansi differensial. Informasi akuntansi differensial mempunyai dua unsur pokok yang merupakan informasi untuk masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambilan keputusan. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Karenapengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang akan datang pula
            Manajemen mungkin menghadapi masalah untuk memastikan apakah pesanan khusus akan diterima atau ditolak. Digolongkan sebagai pesanan khusus karena pesanan tersebut mempunyai harga jual yang lebih rendah dibandingkan dengan harga jual produk yang sama kepada langganan umum. Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan jika harga jual perunit suatu pesanan  khusus lebih besar daripada biaya variabel perunit pesanan khusus maka suatu pesanan tersebut sebaiknya diterima. Begitu juga sebaliknya apabila harga jual perunit lebih kecil daripada biaya variabel perunit sebaiknya pesanan khusus tersebut sebaiknya ditolak
Kata Kunci : Akuntansi Differensial, Menerima atau Menolak Pesanan Khusus.

PENDAHULUAN
Dalam suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan berhasil atau tidaknya kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kegiatan pokok manajemen dalam suatu perencanaan perusahaan adalah untuk memutuskan berbagai macam alternatif dan perumusan kebijaksanaan dalam suatu perusahaan. Jika dalam alternatif tersebut akan merubah pendapatan dan biaya, maka manajemen harus pula menaksir perubahan laba.
            Laba dapat dipengaruhi oleh tiga factor antara lain: volume produk yang dijual, harga jual produk dan biaya. Tiga factor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu dalam perencanaan laba jangka pendek huybungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan penting, sehingga dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijaksanaan untuk masa yang akan datang, manajemen memerlukan informasi untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat terhadap laba yang akan datang.
            Informasi pendapatan dan biaya yang dimasukkan kebagian akuntansi perusahan dalam mengambil keputusan manajemen, digunakan sebagai dasar pemilihan alternatif atau yang biasa disebut informasi akuntansi differensial.
            Dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan akuntansi terdapat dua jenis, yaitu pengambilan keputusan jangka pendek dan pengambilan keputusan jangka panjang. Dalam pengambilan keputusab jangka pendek, manajemen dibentu oleh konsep-konsep akuntansi yang disebut konsep akuntansi differensial. Sedangkan dalam pengambilan keputusan jangka panjang akan menyangkut pada penanaman modal pada aktiva tetap.
          

LANDASAN TEORI
Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Ada tiga cara fungsi pokok dalam biaya perusahaan, yaitu:
1.      Biaya Produksi
Merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Secara garis besar, biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan baku adalah semua bahan baku yang secara fisik bisa diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi dan dapat ditelusuri pada barang jadi itu dengan cara yang sederhana dan ekonomis, ( Chrles T Honhren, 1997, hal 75 ).                                                                                                 
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah seluruh tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik pada barang dengan cara yang ekonomis,( Charles T. Hongren, 1997, hal 75 ).
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain biaya bahan baku atau upah langsung proses produksi, (Charles T. Hongren,1997,hal 75).
2.      Biaya Pemasaran
Merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
3.       Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan pemasaran produk dalam perusahaan.
Manfaat Informasi Akuntansi Differensial Untuk Pengambilan Keputusan
            Informasi akuntansi differensial bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, diantaranya membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk, menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu dan menerima atau menolak pesanan khusus.       
Informasi akuntansi differensial untuk pembuatan laba menekankan pada laba differensial yaitu perbedaan pendapatan dan biaya dari suatu keputusan tertentu dengan alternatif lainnya.
Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus jika harga jual perunit suatu pesanan khusus lebih besar daripada biaya variabel perunit pesanan khusus maka suatu pesanan tersebut sebaiknya diterima oleh perusahaan. Begitu juga sebaliknya apabila harga jual perunit lebih kecil daripada biaya variabel perunit sebaiknya pesanan khusus tersebut ditolak oleh perusahaan.
Jika :
Maka :
~ Harga jual per-unit pesanan khusus > Biaya variabel per-unit pesanan khusus.
Pesanan khusus diterima
~ Harga jual per-unit pesanan khusus < Biaya variabel per-unit pesanan khusus.
Pesanan khusus ditolak

METODOLOGI PENELITIAN
1. Penelitian Kepustakaan
Dalam metode ini penulis mengumpulkan data teoritis yang bersumber dari buku, catatan kuliah dan sumber tertulis lain.
2. Penelitian Lapangan
Dalam metode ini penulis melkukan pengumpulan data dengan tinjauan langsung pada obyek yang menjadi sasaran penulisan. Dari kedua data tersebut dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan kemudian dianalisa.

PEMBAHASAN
CV. HARA COLLECTION adalah perusahaan yang bergerak dibidang pakaian jadi, yang beroperasi secara proses dan pesanan. Kapasitas maksimal produksi perbulan adalah 500 lusin atau 6000 unit kemeja polos anak lengan pendek.
            Pada saat ini CV.HARA COLLECTION hanya dapat memproduksi 350 lusin atau 4200 unit kemeja polos anak lengan pendek per bulan. Berikut data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dalam satu bulan untuk produksi bejalan 350 lusin atau 4200 unit dengan harga perunit kemeja Rp. 11.500,00
Biaya Produksi
a.       Biaya Bahan Baku
Adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membeli semua bahan baku yang secara langsung diolah untuk menghasilkan barang jadi yang berupa kemeja polos anak lengan pendek. Adapun data mengenai biaya bahan baku yang didapat dari CV. HARA COLLECTION untuk jenis kemeja polos anak lengan pendek berukuran M, terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1
Biaya Bahan Baku
CV.HARA COLLECTION

                        Jenis                : Kemeja polos anak lengan pendek
                        Ukuran                        : M ( Medium )
                        Kapasitas         : 350 lusin atau 4.200 unit

Jenis Bahan Baku
Kuantitas yang diperlukan
Harga / meter
Total Biaya Bahan Baku
Bahan kain
4.200 meter
Rp.7.500,00
Rp. 31.000.000,00
Sumber : CV. HARA COLLECTION Januari

a.   Biaya Tenaga Kerja Langsung
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah karyawan pabrik yang menangani proses produksi secara langsung pada CV. HARA. COLLECTION
Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi sebanyak 12 orang penjahit dan. Upah para penjahit per hari Rp. 18.000,00 dan hari efektif berproduksi adalah 26 hari, berikut tabel mengenai biaya tenaga kerja langsung CV. HARA COLLECTION :

Tabel 4.2
Biaya Tenaga Kerja Langsung
CV. HARA COLLECTION

                        Jenis                : Kemeja polos anak lengan pendek
                        Ukuran                        : M ( Medium )
                        Kapasitas         : 300 lusin atau 3.600 unit

Keterangan
Upah Penjahit / hari
Total Biaya
12 orang penjahit
Rp.      18.000,00
Rp. 5.616.000,00
Total B T K L

Rp. 5.616.000,00
Sumber : CV. HARA COLLECTION Januari

b. Biaya Overhead Pabrik
Adalah jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendukung proses produksi dari bahan baku menjadi produk jadi berupa kemeja polos anak lengan pendek. Adapun data mengenai biaya overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi jenis kemeja polos anak lengan pendek adalah sebagai berikut :


Tabel 4.3
Biaya Overhead Pabrik Bulan Februari
CV. HARA COLLECTION

                        Jenis                : Kemeja polos anak lengan pendek
                        Ukuran                        : M ( Medium )
                        Kapasitas         : 350 lusin atau 4.200 unit

Keterangan
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Kain keras
Rp. 3.150.000,00

Benang jahit
Rp.    325.000,00

Benang obras
Rp.    297.500,00

Jarum jahit
Rp.    136.000,00

Jarum obras
Rp.    110.000,00

Plastik bungkus kemeja
Rp.    210.000,00

Kancing
Rp. 1.029.000,00

Biaya Depresiasi Gedung

Rp. 625.000,00
Biaya penyusutan mesin jahit

Rp.   63.750,00
Biaya penyusutan mesin obras

Rp.   16.666,67
Biaya penyusutan mesin rajut

Rp.    5.833,33
Biaya penyusutan mesin potong

Rp.   16.666,67
Biaya listrik
Rp.   375.000,00
Rp.   61.000,00
Total BOP Perusahaan
Rp. 5.633.250,00
Rp. 789.516,67


Keterangan :
1.   Kain keras       = Rp. 750 x 4.200       = Rp. 3.150.000
2.   Benang jahit    = Rp. 1.300 x 250 rol  = Rp.    312.000 ( 1 rol @ 1.300 )
3.      Benang obras = Rp. 1.700 x 175 rol  = Rp.    297.500 ( 1 rol @ 1.700 )
4.      Jarum jahit       = Rp.1.700 x 80          = Rp.    136.000 ( 1 ktk isi 20 @ 1700 )
5.      Jarum obras     = Rpp 2.200 x 50        = Rp.    110.000 ( 1 ktk isi 20 @ 2200 )
6.      Plastik             = Rp. 50 x 4.200         = Rp.    210.000
7.      Kancing           = Rp. 35 x  7 x 4.200  = Rp.  1.029.000
8.      Biaya Depresiasi Gedung dengan Harga Perolehan Rp. 150.000.000,00 (  Luas tanah 200 meter ), umur ekonomis 20 tahun.
Harga perolehan - nilai residu
v  Penyusutan pertahun   =          _________________________
Umur ekonomis

            Rp. 150.000,000 – 0
=          _________________
                        20 tahun

=          Rp. 75.000.000,00

            Rp. 75.000.000,00
v  Penyusutan perbulan   =          ________________
12
=          Rp. 625.000,00

9.      Penyusutan 9 mesin jahit dengan harga perolehan per unit Rp. 950.000,00   per  mesin dengan nilai  residu Rp. 100.000,00  dan  umur  ekonomis 10 tahun.

Harga perolehan – Nilai Residu
v  Penyusutan per tahun =  
Umur ekonomis
                                         
                                          Rp. 950.000 – Rp.100.000
v  Penyusutan per tahun =  ______________________
Satu mesin jahit                       10 Tahun

                                    =  Rp. 85.000
                                                                              Rp. 85.000,00
v  Maka penyusutan per bulan satu mesin jahit =  _____________
12
= Rp.   7.083,33/unit
v  Penyusutan 9 mesin jahit per bulan               =   Rp. 63.750,00


10.  Peyusutan 1 mesin obras. Harga perolehan per unit Rp. 3.500.000,00     dengan nilai residu Rp. 500.000,00 dan umur ekonomis 15 tahun.

Rp. 3.500.000,00 – Rp. 500.000,00
v  Penyusutan per tahun =  _____________________________
15 tahun

                                         =     Rp.    200.000,00/unit
                                                                                          Rp. 200.000,00
v  Penyusutan per bulan 1 mesin obras              =   ______________
12
=    Rp.16.666,67/unit

11.  Penyusutan 1 mesin rajut. Harga perolehan per unit Rp. 350.000,00 tanpa nilai residu dengan umur ekonomis 5 tahun.

       Rp.    350.000,00 - 0
v  Penyusutan per tahun =  ___________________
5 tahun
                                                           =     Rp.     70.000,00

v  Penyusutan per bulan 1 mesin rajut               =  Rp.   5.833,33

12.  Penyusutan 1 mesin potong. Harga perolehan per unit Rp. 2.500.000,00 dengan nilai residu Rp. 500.000,00 dengan umur ekonomis 10 tahun.

Rp. 2.500.000,00 – Rp. 500.000,00
v  Penyusutan per tahun =  _______________________________
10 tahun

                                                     =     Rp.   200.000,00
                                                                                                      Rp. 200.000,00
v  Penyusutan  per bulan 1 mesin potong             =  ____________
12
= Rp.16.666,67/unit

Biaya Non Produksi
Dalam satu bulan selain biaya produksi ada pula biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan yaitu biaya non produksi. Biaya non produksi adalah biaya-biaya yang tidak termasuk dalam biaya produksi. Berikut tabel 4.4 yang menjelaskan tentang biaya non produksi :
Tabel 4.4
Biaya Non Produksi
CV. HARA COLLETION
Jenis                : Kemeja polos anak lengan pendek
Ukuran            : M ( Medium )
Kapasitasd      : 350 lusin atau 4.200 unit

Keterangan
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Biaya angkut dan pemasaran
Rp. 120.000,00
-
Biaya Telepon
Rp. 175.800,00
Rp.      27.600,00
Biaya administrasi dan umum
-
Rp.      60.000,00
Biaya tenaga kerja tidak langsung
-
Rp. 1.150.000,00
Total Biaya Non Prudusi
Rp. 295.800,00
Rp. 2.237.600
Sumber : CV. HARA COLLECTION , Januari

Total Biaya
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan telah diklasifikasikan diatas, maka total biaya untuk tiap kemeja polos anak lengan pendek. Berikut tabel 4.5 dari total biaya :

Tabel 4.5
Total Biaya Variabel dan Biaya Tetap
CV. HARA COLLECTION

                        Jenis                : Kemeja polos anak lengan pendek
                        Ukuran                        : M ( Medium )
                        Kapasitas         : 350 lusin atau 4.200 unit

Keterangan
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Total Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Total B.B.B
Rp. 31.500.000,00
-
Rp. 31.500.000,00
Total B.T.K.L
Rp.   5.616.000,00
-
Rp.   5.616.000,00
Total B.O.P
Rp.   5.633.250,00
Rp.    789.516,67
Rp.   6.422.766,67
Total  Biaya  Non Produsi
Rp.      295.800,00
Rp. 2.237.600,00
Rp.   2.533.400,00
Total Biaya keseluruhan
Rp. 43.045.050,00
Rp. 3.027.166,67
Rp. 46.072.166,67
HPP per unit
Rp.        10.248,82
Rp.            720,74
Rp.        10.969,56
Sumber : data diolah sendiri

            Berdasarkan analisis diatas, maka peranan Informasi Akuntansi Diferensial dapat digunakan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus yang diterima CV. HARA COLLECTION. Pada bulan Januari 2003 CV. HARA COLLECTION menerima pesanan khusus berupa kemeja polos anak lengan pendek dari Yayasan Nurul Falah sebesar 50 unit dengan harga dibawah normal yaitu     Rp. 11.000,00  per unit kemeja.
            Dengan menggunakan Informasi Akuntansi Diferensial, CV. HARA COLLECTION seharusnya memeprhatikan kapasitas menganggur yang masih dimilikinya. Kapasitas maksimum 500 lusin atau 6.000 unit,sedangkan kapasitas produksi untuk bulan Januari hanya 350 lusin atau 4.200 unit dan masih ada kapasitas menganggur sebanyak 1.800 unit.
Semantara pesanan khusus yang diminta 50 unit. Jadi, Kapasitas pesanan khusus kemeja polos anak lengan pendek masih berada dibawah kapasitas menganggur.

Tahap Pengambilan Keputusan
             Berikut ini tahap dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus kemeja polos anak lengan pendek.

Analisis Pesanan Khusus
Pada bulan Januari CV. HARA COLLECTION mendapat pesanan khusus dari Yayasan Nurul Falah berupa kemeja polos anak lengan pendek dengan ukuran M ( Medium ) sebanyak 50 unit dengan harga per unit Rp. 11.000,00.
Untuk menggambarkan penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial dalam mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus berupa kemeja polos anak lengan pendek, maka dilakukan analisis terhadap pesanan khusus tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.6
Analisis Pesanan Khusus

Keterangan
Sebelum ada pesanan
Sesudah ada pesanan
Pendapatan / biaya dieferensial
Penjualan :
( 4.200 x Rp. 11.500,00)
Pendapatan Diferensial:
( 50 x Rp.    11.000,00 )

48.300.000,00

 48.300.000,00
  
      550.000,00



     550.000,00
Total Pendapatan
48.300.000,00
 48.850.000,00
     550.000,00

Biaya Variabel
( 4.250 x 10.248,82)

43.045.050,00


43.557.485,00


     512.4535,00
Biaya Tetap
   3.027.166,67
  3.027.166,67

Biaya Total
 46.072.166,67
46.584.601,67

Biaya Diferensial


      512.435,00
Laba / Tambahan Laba
   2.227.833,33
   2.265.398,33
        37.565,00
Sumber : Data diolah sendiri

Keputusan Menerima atau menolak Pesanan Khusus
Faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus kemeja polos anak lengan pendek adalah sebagai berikut :
Terlihat pada tabel 4.6  , pendapatan differensial atau tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus tersebut yaitu Rp.550.000,00 lebih tinggi dibandingkan dengan biaya differensial atau tambahan biaya didalam memenuhi pesanan terebut,  yaitu Rp.512.435,00 jadi pesanan khusus tersebut diterima. Dan CV. HARA COLLECTION akan mendapatkan laba sebesar Rp. 37.565,00

PENUTUP

KESIMPULAN

Sebagai penutup di penulisan ilmiah ini, penulis menyimpulkan bahwa :
1.      CV. HARA COLLECTION sebelum melakukan analisis, perhitungan pesanan khusus mendapatkan tambahan laba Rp. 35.967,95 .sedangkan setelah di analisis menurut informasi akuntansi differensial CV. HARA COLLECTION mendapatkan tambahan laba  Rp. 26.284,72
2.      Untuk pesanan khusus tersebut terdapat selisih Rp. 9.683,23 ini disebabkan perusahaan tidak memasukan biaya listrik, biaya telepon, dan biaya depresiasi mesin kedalam BOP yang seharusnya dibebankan untuk pembuatan setiap produk. 

SARAN
1.      CV. HARA COLLECTION sebaiknya menerima pesanan khusus dari Yayasan Al-Hamidiyah yang berupa kemeja polos anak lengan pendek.
2.      Sebaiknya CV. HARA COLLECTION menggunakan Informasi Akuntansi Diferensial sebagai dasar untuk mengambil keputusan di dalam penerimaan maupun penolakan suatu pesanan khusus.  

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal. Akuntansi Manajemen. Cetakan   Pertama. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 1994.
Hongren, Charles. Pengantar Akuntansi Manajemen Cetakan ke 8. Jakarta: Erlangga, 1997.
Mas’ud Machfoedz. Akuntansi Manajemen 1. Edisi ke 4. Yogyakarta: BPFE, 1990.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Edisi kedua Yogyakarta: STIE YKPN, 1993.
Suprioyono, R.A, Akuntansi Manajemen Proses pengendalian Manajemen . Edisi I , BPFE, Yogyakarta,1991