Emma
Muthmainnah
26209081
3EB13
Antara Cinta dan Kebahagiaan
Suatu ketika, seorang perempuan yang baru saja kembali
kerumahnya, melihat ada tiga orang pria asing berjanggut duduk-duduk di halaman
depan rumahnya. Karena tak dikenalnya, perempuan itu kemudian berkata, “Aku
tidak mengenal kalian, tapi aku yakin kalian semua pasti sedang lapar. Mari
masuk ke dalam, aku pasti mempunyai sesuatu untuk mengganjal perut.”
Para pria berjanggut itu lalu balik bertanya, “Apakah suamimu ada
di rumah?” Perempuan itu menjawab, “Kalau rumah sepi begini suami dan anakku
biasanya masih berada di luar rumah. Suamiku belum pulang tampaknya.” Salah
seorang pria berjanggut itu berkata, “Oh kalau begitu biarlah kami di luar
saja. Kami akan kembali setelah suamimu tiba.” Pada waktu senja, saat keluarga
itu berkumpul, ketiga pria berjanggut kembali berkunjung. Sang isti pun segera
menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Sang suami kemudian berkata,
“Sampaikan kepada mereka kalau mereka boleh masuk untuk menikmati makan malam.”
Perempuan itu lalu berjalan keluar dan mengundang ketiga tamunya masuk. “Maaf,
kami semua tidak bisa masuk bersamaan,” Ujar pria itu hamper berbarengan. “Lo,
memangnya kenapa?” tanya perempuan tersebut keheranan. Salah seorang dari tiga
pria berjanggut itu kemudian berkata.
“Perkenalkan, nama dia Kekayaan,” katanya sambil menunjuk seorang
pria berjanggut di sebelahnya. “Kalau yang ini bernama Kesuksesan,” ujarnya
lagi sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. “Sedangkan aku senidri
bernama Cinta. Sekarang, cobalah bertanya kepada suamimu, siapakah di antara
kami yang boleh masuk ke dalam rumahmu?”
Perempuan itu lalu kembali masuk ke dalam, dan menyampaikan
omongan pria di luar tersebut kepada suaminya. Sang suami pun merasa keheranan.
“Oh.. menyenangkan sekali. Kalau begitu, coba kamu ajak masuk si Kekayaan. Aku
ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan,” ujar si suami. Sayang, istrinya tak
setuju. Katanya, “Sayangku, mengapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja
untuk masuk? Sebab sepertinya kita memerlukannya untuk membantu keberhasilan
panen kebun kita.”
Ternyata percakapan suami-istri itu didengar juga oleh anak
mereka. Si anak lalu ikut mengajukan usul. “Bukankah lebih baik jika kita
mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah ini akan nyaman dan penuh
kehangatan Cinta.” Suami-istri itu akhirnya setuju dengan pilihan anak mereka.
“Baiklah, kalau begitu ajak masuk si Cinta. Mala mini, Cintalah yang menjadi
teman santap malam kita.” Perempuan itu kembali ke luar, dan bertanya ketiga
pria itu. “Siapa di antara kalian yang bernama Cinta? Ayo, silakan masuk. Ia
menjadi tamu kami malam ini.” Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda
rumah. Namun, ternyata, kedua pria berjanggut lainnya ikut juga. Karena merasa
janggal, si perempuan tersebut bertanya kepada si Kekayaan dan Kesuksesan. “Aku
hanya mengundang si Cinta masuk ke dalam, tapi mengapa kamu ikut juga?” Kedua
pria yang ditanya itu menjawab bersamaan, “Kalau Anda mengundang si Kekayaan,
atau si Kesuksesan, yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda
mengundang si Cinta, ke mana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya.
Di mana ada Cinta, sudah pasti Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.”
“Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Hanya si Cinta yang
bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kami kepada jalan kebaikan,
kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami
menjalani hidup ini,” imbuh keduanya.
Ya, begitulah dengan apa yang dinamakan Cinta. Dengan Cinta,
setiap orang akan mengerahkan segenap potensinya secara optimal dan maksimal
untuk bisa mendapatkan kebahagiaan tak terkira, dan itu hanya bisa diperoleh
sepanjang berada di jalan yang diridai Allah SWT.
Conclusion :
Where there is Love, Wealth and
Success surely will
also participate. "Because, you know, we actually blind. Only
the love can
see. Only he can show
us the path
of goodness, to the right path. So, we need guidance when walking. When
we go through this life, "added
both (success and happiness)
Yes, that's what is called Love. With
love, each person
will mobilize all its potential in an optimal and maximum
to be able to find happiness beyond measure, and it
can only be obtained
along the way pleasing
to Allah SWT.
Sumber : Majalah NOOR Edisi Januari 2011 halaman 114
Tidak ada komentar:
Posting Komentar