Sabtu, 19 Mei 2012

Antara Cinta dan Kebahagiaan


Emma Muthmainnah
26209081
3EB13

Antara Cinta dan Kebahagiaan

Suatu ketika, seorang perempuan yang baru saja kembali kerumahnya, melihat ada tiga orang pria asing berjanggut duduk-duduk di halaman depan rumahnya. Karena tak dikenalnya, perempuan itu kemudian berkata, “Aku tidak mengenal kalian, tapi aku yakin kalian semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti mempunyai sesuatu untuk mengganjal perut.”
Para pria berjanggut itu lalu balik bertanya, “Apakah suamimu ada di rumah?” Perempuan itu menjawab, “Kalau rumah sepi begini suami dan anakku biasanya masih berada di luar rumah. Suamiku belum pulang tampaknya.” Salah seorang pria berjanggut itu berkata, “Oh kalau begitu biarlah kami di luar saja. Kami akan kembali setelah suamimu tiba.” Pada waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, ketiga pria berjanggut kembali berkunjung. Sang isti pun segera menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Sang suami kemudian berkata, “Sampaikan kepada mereka kalau mereka boleh masuk untuk menikmati makan malam.” Perempuan itu lalu berjalan keluar dan mengundang ketiga tamunya masuk. “Maaf, kami semua tidak bisa masuk bersamaan,” Ujar pria itu hamper berbarengan. “Lo, memangnya kenapa?” tanya perempuan tersebut keheranan. Salah seorang dari tiga pria berjanggut itu kemudian berkata.
“Perkenalkan, nama dia Kekayaan,” katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya. “Kalau yang ini bernama Kesuksesan,” ujarnya lagi sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. “Sedangkan aku senidri bernama Cinta. Sekarang, cobalah bertanya kepada suamimu, siapakah di antara kami yang boleh masuk ke dalam rumahmu?”
Perempuan itu lalu kembali masuk ke dalam, dan menyampaikan omongan pria di luar tersebut kepada suaminya. Sang suami pun merasa keheranan. “Oh.. menyenangkan sekali. Kalau begitu, coba kamu ajak masuk si Kekayaan. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan,” ujar si suami. Sayang, istrinya tak setuju. Katanya, “Sayangku, mengapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja untuk masuk? Sebab sepertinya kita memerlukannya untuk membantu keberhasilan panen kebun kita.”
Ternyata percakapan suami-istri itu didengar juga oleh anak mereka. Si anak lalu ikut mengajukan usul. “Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah ini akan nyaman dan penuh kehangatan Cinta.” Suami-istri itu akhirnya setuju dengan pilihan anak mereka. “Baiklah, kalau begitu ajak masuk si Cinta. Mala mini, Cintalah yang menjadi teman santap malam kita.” Perempuan itu kembali ke luar, dan bertanya ketiga pria itu. “Siapa di antara kalian yang bernama Cinta? Ayo, silakan masuk. Ia menjadi tamu kami malam ini.” Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Namun, ternyata, kedua pria berjanggut lainnya ikut juga. Karena merasa janggal, si perempuan tersebut bertanya kepada si Kekayaan dan Kesuksesan. “Aku hanya mengundang si Cinta masuk ke dalam, tapi mengapa kamu ikut juga?” Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan, “Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, ke mana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Di mana ada Cinta, sudah pasti Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.”
“Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kami kepada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini,” imbuh keduanya.
Ya, begitulah dengan apa yang dinamakan Cinta. Dengan Cinta, setiap orang akan mengerahkan segenap potensinya secara optimal dan maksimal untuk bisa mendapatkan kebahagiaan tak terkira, dan itu hanya bisa diperoleh sepanjang berada di jalan yang diridai Allah SWT.

Conclusion :
Where there is Love, Wealth and Success surely will also participate. "Because, you know, we actually blind. Only the love can see. Only he can show us the path of goodness, to the right path. So, we need guidance when walking. When we go through this life, "added both (success and happiness)
Yes, that's what is called Love. With love, each person will mobilize all its potential in an optimal and maximum to be able to find happiness beyond measure, and it can only be obtained along the way pleasing to Allah SWT.

Sumber : Majalah NOOR Edisi Januari 2011 halaman 114



Tidak ada komentar:

Posting Komentar